SoloposFM, Angka buta aksara Indonesia makin berkurang dari waktu ke waktu. Namun, keberhasilan tersebut tak sejalan dengan tumbuhnya budaya membaca. Sehingga tingkat literasi masyarakat masih dalam kategori rendah.
Indeks literasi Jateng masuk 10 Besar terendah di Indonesia. Dari 34 Provinsi, indeks literasi Jateng menduduki peringkat 25 atau berada di level rendah. Berdasarkan indeks indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) yang diluncurkan 2019 lalu, Jawa Tengah masuk daftar 10 provinsi dengan indeks Alibaca terendah di Indonesia.
Baca juga : Samakan Persepsi, BPJS Kesehatan Gelar Koordinasi Penyusunan Nota Kesepakatan dan Rencana Kerja
Berdasarkan indeks tersebut, dari 34 provinsi di Indonesia, sembilan provinsi masuk dalam kategori aktivitas literasi sedang, 24 provinsi masuk kategori rendah dan satu provinsi masuk kategori sangat rendah.
Solo Capai 79,37%
Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpusda) Solo, Samsu Tri Wahyudin dalam program Dinamika, Rabu (24/11/2021), mengungkapkan jika akses baca sudah tersebar banyak di kota Solo. Hal ini membuat masyarakat banyak yang memanfaatkannya.
“Banyak sudut membaca, yang biasanya ditempeli Koran. Banyak dibaca tukang becak hingga driver ojol. Perpustakaan juga banyak tersebar tak hanya di sekolah, tapi sudut baca di tiap kelas. Bahkan di gedung perkantoran hingga fasiliats umum sudah tersedia,” ungkap Samsu.
Untuk meliha berapa besar minat baca tersebut, Arpusda Solo juga telah melakukan survey minat baca di 5 kecamatan di Solo. Kategori survey meliputi alokasi membaca (frekuensi waktu membaca), alokasi keuangan untuk membaca atau membeli buku, jumlah buku yang dibaca, hingga upaya untuk mendapatkan buku yang dibaca.
Baca juga : Mengenal Finansialku, Layanan Perencanaan Keuangan Terlengkap
Hasil survey, menurut Samsu, minat baca di Solo mencapai 79,37%. Itu termasuk kategori tinggi. Namun jika angka indeks literasi Jateng masuk 10 Besar terendah di Indonesia, hal itu dimungkinkan karena akumulatif dari angka di seluruh wilayah di Jateng. Dimana di Jateng terdapat wilayah pedesaan dan perkotaan yang akan berpengaruh pada ketersediaan bahan baca, lokasi baca dan minat bacanya.
Opini Sobat Solopos
Sobat Solopos dalam program Dinamika, Rabu (24/11/2021), kompak mengaku masih menyempatkan diri membaca buku.
Berikut sejumlah opini mereka :
“Saya terakhir baca 2 bulan lalu itupun saat berkunjung ke toko buku Gramedia, Solo. Hanya beberapa lembar halaman sambi mencari buku. Buat saya nggak sempat untuk meluangkan waktu membaca saat ini, tapi ada niat atau keinginan kembali untuk membaca buku terutama buku biografi atau kisah perjalanan hidup seseorang,” papar Priyanto.
“Literasi Jawa Tengah rendah karena tradisi dan budaya yang terlalu lama tidak direnovasi. Bersyukurlah kita yang sadar pentingnya literasi dan berpikir kritis, Dalam kapasitas kita masing-masing. Mari gencarkan literasi dan berpikir kritis!” tulis Liona.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]