SoloposFM – Mudik lebaran tidak hanya menjadi tradisi, tapi seolah juga menjadi ujian bagi pemerintah dalam mengelola arus manusia yang secara massif bergerak dari kota-kota besar ke daerah. Segala persiapan sarana dan prasarana seperti infrastruktur, transportasi, keamanan, telekomunikasi dan pelayanan coba dilakukan secara maksimal untuk digunakan pemudik yang mencapai 17,6 juta jiwa.
Harapan mudik yang lebih baik di tahun ini pun telah diberikan pemerintah. Bahkan Presiden Joko Widodo bersama jajarannya memantau langsung kesiapan arus mudik, mengidentifikasi titik-titik kepadatan dan segera diupayakan solusi. Pemerintah pun berusaha mengupayakan mudik yang nyaman dengan penyelesaian infrastruktur jalan secara tepat waktu. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga membuka sementara lima ruas tol untuk melancarkan arus mudik, salah satunya tol Solo-Kertosono ruas Klodran – Pungkruk. Proses pembayaran tol yang kerap memakan waktu juga telah diantisipasi dengan integrasi pembayaran.
Pengecekan moda transportasi umum, baik darat, udara maupun laut pun telah dilakukan untuk memastikan armada yang digunakan aman dan nyaman digunakan oleh pemudik. Termasuk pemeriksaan kepada pengemudi serta aturan-aturan yang diberlakukan bagi mereka.
Di sisi lain, keberhasilan pelaksanaan mudik yang nyaman dan aman tidak akan terwujud tanpa pemudik yang cerdas. Pemudik harus cerdas memilih jalur alternative agar tidak terjadi penumpukan di jalur utama. Selain itu, penggunaan kartu pembayaran tol elektronik juga akan menjadi bentuk kerja sama yang baik dari masyarakat pemudik dengan kendaraan pribadi, karena akan mengurangi antrean di pintu tol. Yang tidak kalah penting adalah kepatuhan pemudik mengikuti rambu-rambu atau petunjuk-petunjuk yang telah disediakan.
Hal-hal dasar seperti memeriksakan kendaraan dan safe driving menjadi kewajiban yang harus diutamakan. Karena kelalaian atau kecerobohan pemudik akan berdampak besar dan merugikan banyak orang. Sudah cukup selama ini banyak orang menjadi korban akibat kecerobohan para pemudik itu sendiri. Tanpa kerjasama dari pemudik, maka usaha pemerintah memperbaiki pengelolaan mudik tidak akan ada gunanya. Sudah sepantasnya pemerintah dan masyarakat bersama-sama mewujudkan mudik yang ramah, aman dan nyaman.