SoloposFM–Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menyoroti penggunaan media sosial (medsos) sebagai alat kampanye saat masa tenang jelang pilkada. Walaupun sebenarnya di negara lain kebanyakan tidak ada yang namanya masa tenang. Namun masa tenang diterapkan di Indonesia untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat agar dapat menentukan pilihannya dengan sebaik mungkin.
Kendati demikian, muatan negatif yang beredar di media sosial diprediksi akan meningkat dan sulit untuk dikendalikan saat masa tenang Pilkada DKI Jakarta. Hal ini dikhawatirkan dapat memanasi suasana jelang hari pemungutan suara Rabu (15/02/2017).
Sri Almi, seorang warga Sragen mengirimkan komentarnya kepada SoloposFM melalui pesan singkat terkait hal tersebut “Masa tenang tapi masih usrek, sehingga menjadikan massa tidak tenang untuk memikirkan pilihannya. Medsos masih bergerak, saling menjatuhkan dan menunjukkan calonnya yang terbaik. Harapannya masyarakat semakin cerdas, tak tergoyah dengan adanya cuitan-cuitan yang santer mengganggu pikiran.”
Selain Sri Almi ada pula warga Grogol bernama Agus yang juga mengirimkan komentarnya kepada SoloposFM “Di masa tenang ini saya hanya ingin menyaksikan siaran televisi yang memberitakan Jakarta ada daerahnya yang banjir. Kenapa? Karena kalau tidak ada banjir, bisa-bisa pilkada Jakarta hanya 1 putaran, cepat selesai dong nanti hingar bingarnya di medsos.
Pembahasan diatas telah diudarakan dalam Dinamika 103 edisi Senin (13/02/2017). Berbagai tema terhangat disajikan dan dibahas dalam Dinamika 103 yang tayang setiap Senin-Sabtu pukul 08.00-09.00 WIB di Solopos FM. Masyarakat dapat berpartisipasi melalui SMS/WA 081226103103 atau telpon 0271-739367/739389.
[Nicken Kharisma]