SoloposFM, Pesawat Kepresidenan ganti warna cat dari biru langit menjadi merah putih. Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengatakan pesawat jenis Boeing 737-8U3 (BBJ2) itu dicat di dalam negeri. Pengecatan Pesawat BBJ2 sudah direncanakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020. Heru menyebut, pengecatan ulang BBJ2 baru bisa dilakukan tahun ini karena menyesuaikan interval waktu perawatan rutin yang sudah ditetapkan.
Isu penggantian warna pesawat kepresidenan dari warna biru menjadi merah putih, ramai dibicarakan. Bukan karena hanya soal warnanya, tapi juga dinilai pemborosan dan juga tidak mendesak. Lebih lagi, kondisi Indonesia sekarang masih dalam kondisi krisis pandemi Covid-19.
Baca juga : Switch Off TV Analog, Direktur Penyiaran Kominfo : Tidak Perlu Ganti TV!
Mantan Komisioner Ombudsman sekaligus pengamat penerbangan Alvin Lie memperkirakan biaya cat ulang pesawat setara dengan Rp1,4 miliar hingga Rp2,1 miliar. Ia mengkritik anggaran sebesar tersebut dikeluarkan saat pandemi Covid-19.
Partai Demokrat juga mengkritik proyek cat ulang pesawat kepresidenan. Demokrat menilai pemerintah tidak memiliki prioritas, karena proyek tersebut muncul ketika masa pandemi virus corona (Covid-19). Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menilai jika tidak membahayakan nyawa presiden, maka lebih baik pemerintah membatalkan rencana mengecat ulang pesawat kepresidenan itu.
Baca juga : Tutup Selama PPKM, TSTJ Gencarkan Program Adopsi Satwa
Opini Pendengar Solopos FM
Hasil polling SoloposFM, pada program Dinamika, Senin (09/08/2021), Sobat Solopos mayoritas menilai ganti cat pesawat kepresidenan adalah hal yang wajar jelang perayaan HUT RI. Sebanyak 78% Sobat Solopos mengaku ganti cat tersebut adalah hal yang wajar. Sedangkan 22% sisanya mengaku hal tersebut merupakan pemborosan.
Berikut sejumlah opini mereka:
“Menurut saya kurang pas saja. Di daerah kami, dana desa saja tidak boleh untuk proyek fisik, tapi fokus ke penanganan Covid-19,” tulis Sulung.
“Kalau namanya tidak suka, apapun yang dilakukan pasti tidak pernah ada benernya, nilainya selalu negatif,” ungkap Oma Maria.
“Pengecatan pesawat kepresidenan menurut saya adalah hal yang wajar,” tulis Sandy.
“Pengecatan sudah dianggarkan jauh hari sebelumnya. Kalau protes kok gak dulu-dulu ya? Ini momen yang pas HUT RI ke 76. Dikampung saya aja disaat pandemi tetap berusaha mengecat ulang gapura, pasang umbul-umbul, dan bendera, sebagai wujud partisipasi hari kemerdekaan Indonesia. Ini pandemi kami juga berat tapi kami tetap berusaha. MERDEKA!,” papar Sony.
“Menurut saya sih, semua hal itu ada pos anggaran. Apalagi penyelenggaraan negara jangan karena untuk menanggulangi Covid semua dana dialihkan. Contohnya saat kita sakit, anggaran untuk bayar sekolah, listrik, tagihan-tagihan lain tetap saja ada, meski dengan porsi dikurangi,” ungkap Ningsih.
“Wajar saja, maklum lagi pandemi orang jadi kritis mikirnya. Yang nggak wajar itu momen begini ganti pesawat kepresidenan,” tulis Yoga.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]