SoloposFM, Pemerintah memutuskan untuk melakukan pemotongan jadwal libur dan cuti bersama tahun 2021, dari semula 7 hari menjadi hanya 2 hari saja. Pandemi corona atau Covid19 yang masih belum turun jadi alasan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy menjelaskan, pemangkasan libur dan cuti bersama karena kurva penularan virus corona belum melandai.
Demi mencegah penyebaran dan penularan virus corona meluas pada saat cuti, pemerintah memutuskan meninjau kembali cuti bersama. Pasalnya, cuti bersama berpotensi mendorong terjadinya mobilitas atau pergerakan orang yang berpotensi menjadi penyebaran kasus Covid-19.
Peningkatan Kasus Pasca Libur Panjang
Usai libur panjang, ada kecenderungan kasus Covid-19 mengalami peningkatan. Mobilitas masyarakat cenderung naik, sementara itu program vaksinasi sedang berjalan.
Khusus Lebaran, Cuti Bersama dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah hanya pada 12 Mei, dimana pada 13 dan 14 Mei 2021 adalah tanggal merah Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah. Pertimbangan mengapa masih diberikan satu hari menjelang Hari Raya Idul Fitri agar memudahkan Polri dalam mengelola pergerakan masyarakat.
Keputusan pemangkasan cuti mendapat dukungan dari pimpinan DPR. DPR mengapresiasi keputusan pemerintah.
Bagaimana dengan sektor pariwisata? Ekonom Senior Centre of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah Redjalam, menilai pemotongan cuti bersama 2021 sebanyak 5 hari jadi kunci pemulihan ekonomi di tengah masa pandemi Covid-19.
Menurut Piter, antara cuti dan tidak cuti sekarang ini sebenarnya juga sudah susah dibedakan. Sebab banyak pekerja yang harus bekerja di rumah (WFH) akibat pembatasan sosial yang diterapkan.
“Tetapi pemotongan (cuti bersama) itu saya kira lebih ditujukan untuk mengurangi kemungkinan digunakannya cuti tersebut untuk kumpul-kumpul liburan ya g bisa meningkatkan kembali kasus Covid-19. Jadi tujuan utamanya menanggulangi Covid-19,” ungkapnya kepada Liputan6.com, Selasa (23/2/2021).
Selama pandemi belum berakhir, ia menegaskan, jangan harap ekonomi bisa pulih. Perekonomian disebutnya hanya bisa pulih apabila wabah virus corona bisa benar-benar berakhir.
“Dengan dasar pemikiran itu, kebijakan pemerintah memotong cuti bersama ini menurut saya akan berdampak baik menanggulangi pandemi sekaligus memulihkan ekonomi,” ujar dia.
Piter lantas memberi pandangan terhadap sektor industri pariwisata, yang mungkin akan terbantu jika pemerintah tidak memangkas cuti bersama 2021. Dia menegaskan, ekonomi tidak akan bisa pulih penuh jika pandemi tidak teratasi, termasuk untuk membantu sektor pariwisata.
Opini Pendengar Solopos FM
Pendengar SoloposFM, pada program Dinamika, Senin (08/03/2021) mayoritas mengaku kecewa akan kebijakan pemotongan cuti bersama 2021. Sebanyak 82% pendengar mengaku kecewa. Sementara 18% sisanya mengaku setuju.
Berikut sejumlah opini mereka:
“Saya setuju saja agar penyebaran covid tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19,” ungkap Priyanto.
“Setuju, karena ada cuti bersamapun saya tidak libur. Kalau kl dipotong jadi sama-sama nggak libur, biar adil dan sama-sama tidak banyak mobilitas supaya pandemi terkendali,” tulis Agung.
“Cuti Lebaran dipangkas? Kalau aku tidak pernah bisa nikmati cuti panjang. Ya, biasa aja,” ungkap Sriyatmo.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]