SoloposFM, Para pekerja seni pertunjukan dari berbagai cabang kesenian menghadapi babak yang menantang dari pandemi corona yang belum bisa diprediksi akhirnya. Semenjak merebaknya pandemi corona, sektor industri seni pertunjukan dan seni terkait lainnya mengalami guncangan keras.
Seniman pertunjukan pun tak tinggal diam. Konser-konser berbasis daring pun diadakan. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa pergerakan industri seni pertunjukan masih berdetak hidup, meski di beberapa pelaksanaannya masih dominan terasa sebagai adaptasi, sosialisasi, donasi dan belum terlalu masuk ke area profitability art. Kini Pemerintah sedang menyiapkan skenario new normal untuk hidup berdampingan dengan pandemi corona.
Kehidupan Seni Pertunjukan Di Solo
Optimisme di tengah Corona juga dilakukan para seniman ketoprak di Wayang Orang Sriwedari. Pementasan Wayang Orang Sriwedari di Kota Solo kembali digelar dan dapat ditonton secara langsung pada Jumat (19/6/2020). Wayang Orang Sriwedari menyelenggarakan pementasan langsung pada hari Jumat dan Sabtu. Agus Prasetyo, koordinator Wayang Orang Sriwedari mengungkapkan pementasan Wayang Orang Sriwedari terakhir menggelar pentas langsung dan dihadiri penonton pada tanggal 13 Maret 2020 lalu.
Kini, menyongsong new normal, pertunjukan langsung mulai digelar dua kali sepekan. Adapun tiket yang dijual kepada masyarakat hanya 20 persen, yaitu kursi VIP sebanyak 126 kursi. Diketahui, kapasitas normal penonton di Gedung Wayang Orang Sriwedari mencapai 600 kursi.
Sementara itu, Suharno, pegiat Seni Ketoprak Balekambang, dalam Program Dinamika 103, Jumat (27/06), mengungkapkan pihaknya mulai menggelar pentas ketoprak secara online.
“Dulunya kita selalu pentas setiap Sabtu malam. Kini di waktu yang sama kita gelar tanpa penonton langsung atau lewat Youtube. Banyak perubahan seperti memperpendek durasi dari 2 jam menjadi 1 jam, dan juga pengurangan jumlah pemain yang tampil, papar Suharno.
Dia mengakui merubah format pertunjukan langsung ke online banyak tantangannya. Mulai dari pengenalan media baru, kendala teknis, hingga penundaan penayangan.
“Kami sudah siap jika harus kembali pentas langsung. Rekan-rekan sudah siap dengan protokol kesehatan, penataan kursi dll,” ungkapnya.
Pariwisata Solo
Industri pariwisata di Solo jelas juga terdampak Corona. Tak hanya seni pertunjukan, namun industri ekonomi kreatif, hingga kuliner. Hasta Gunawan, Kepala Dinas Pariwisata Kota Solo dalam Program Dinamika 103, Jumat (27/06), mengungkapkan bahwa hampir semua agenda event di Solo hingga akhir tahun mengalami penundaan.
Hasta juga mengakui larangan pemerintah agar tidak berkerumum jelas berdampak langsung pada seni pertunjukan. Di sisi lain, bantuan pemerintah harya mencukup kebutuhan pokok para seniman pertunjukan tersebut dalam jangka waktu pendek.
“Akhirnya beralih ke pertunjukan virtual. Memang tidak seperti pertunjukan konvensional. Apresiasi sponsor terhadap pertunjukan virtual juga masih rendah. Untuk itu kita terus mendorong CSR( Corporate Social Responsibility) perusahaan untuk dialokasikan pada seni pertunjukan. Hal ini juga karena keterbatasan uang Pemkot akibat Pandemi, dimana pendapatan dari pajak dan retribusi menurun,” papar Hasta.
Menurut Hasta ada dua skenario kenormalan baru di dunia seni pertunjukan Solo. Pertama, dengan pertunjukan konvensional namun penontonnya terbatas. Tiket dijual eksklusif, misalnya kepada pihak sponsor. Penerapan ini tentu sejalan dengan protokol kesehatan dalam hal pembatasan jumlah dan jarak penonton. Kedua, pertunjukan dalam bentuk virtual bagi yang tidak bisa datang melihat langsung.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]