SoloposFM, The Guardian resmi menggunakan nama Bhayangkara Solo FC untuk menjalani Liga 1 2020. Penambahan Solo sendiri menandakan bahwa mereka telah resmi bermarkas di Solo.
Perubahan nama ini sendiri sebenarnya sempat menimbulkan konflik. Seperti yang diketahui proses pergantian nama sebuah klub di Indonesia biasanya harus memakan waktu yang cukup panjang, namun tidak dengan tim yang berjuluk The Guardian ini.
Walau mendapat dukungan dari banyak pihak, namun sebagian pencinta sepak bola Solo menolaknya. Diantaranya Pasoepati (suporter Persis Solo).
Pendapat Pasoepati
Ginda Ferachtriawan, Pembina Pasoepati dalam program Dinamika 103 Solopos FM, Kamis (03/12/2020), mengungkapkan Bhayangkara FC harus membuktikan keseriusannya kala home base di Solo.
“Jangan nanti kalau sudah dapat nama terus pindah lagi, Jangan hanya seolah-olah mengambil supporter Solo,” papar Ginda.
Lebih lanjut Ginda menegaskan jika Pasoepati hanya mendukung Persis Solo. Sehingga supporter yang ingin mendukung Bhayangkara Solo FC, jangan menggunakan nama Pasoepati.
“Pasoepati jelas mendukung Persis. Tapi selevel Bhayangkara di Liga 1 pasti punya penonton dari Solo. Kita juga harus melihat manfaat kedatangan Bhayangkara FC ini bagi Persis Solo. Misalnya pemain Bhayangkara yang jarang dimanfaatkan bisa dipinjamkan, stadion bisa bersinergi digunakan bergantian, perijinan dipermudah dll,” pungkas Ginda.
Pilihan Pendengar
Sementara itu, mayoritas pendengar Dinamika 103 Solopos FM, Kamis (03/12/2020), menyatakan dukungannya bagi Bhayangkara Solo FC menggunakan nama Solo dan bermarkas di Solo.
Berikut sejumlah komentar mereka:
“Saya berpikir positif, Solo akan semakin terkenal dan popular dengan kehadiran Bhayangkara FC. Spt di Eropa banyak kota yang menjadi basecamp lebih dari 1 club sepakbola. Selamat datang Bhayangkara FC di kota Bengawan … Majulah sepakbola Indonesia,” tulis Ucok.
“Sebetulnya itu memalukan tapi memang hrs dilakukan krn untuk memotifasi dari pemain-oemain Solo FM karena Solo FC sendiri hampir nggak ada prestasi, hanya mencapai liga 2,” ungkap Yudis.
“Perubahan nama klub sepak bola yang berpindah home base tidak lepas dari unsur bisnis dan industri sport entertainmen itu sendiri dan sah-sah saja untuk menarik suporter lokal untuk datang ke stadion utk menyaksikan pertandingan yg bermutu,“ papar Ahmad Sanusi.
[Diunggah oleh Avrilia Wahyuana]