“Saat ini ada penyakit S3 yang banyak menjangkiti para guru, yaitu sak sake, sak anane, sak isane,” terang Rahman.
SoloposFM, Para guru harus bangga dengan profesinya karena guru adalah profesi yang sangat mulia. Guru mengajarkan ilmu kepada para murid untuk kebaikan hidup di dunia maupun di akhirat. Hal ini diungkapkan Ustaz Rahman Budiyono, da’i sekaligus praktisi pendidikan asal Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (21/08/2021), dalam Kajian Rutin bagi guru dan karyawan SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta yang berlangsung melalui Zoom Meeting,
Salah satu materi yang menjadi sorotan adalah penyakit S3 yang marak menjangkiti para guru. Ustaz Rahman kemudian memulai kajian tersebut dengan merefleksikan kandungan dalam surat Al Muthaffifin ayat 1 sampai 3. Ayat tersebut kemudian dikorelasikan dengan profesi guru atau karyawan dalam institusi sekolah.
Pada kesempatan yang sama, Ustaz Rahman turut mengajak guru maupun karyawan agar tidak berlaku curang. Berlaku curang dengan mengurangi hak anak dalam memperoleh pembelajaran maupun hak instansi sekolah. Ia pun mencontohkan perilaku tersebut dengan datang terlambat.
Baca juga: Uji coba WFO 100%, Sobat Solopos: Lakukan Bertahap dengan Prokes Ketat!
Selain itu, kegiatan kajian tersebut juga mendorong para guru untuk bangga dengan profesinya karena guru adalah profesi yang sangat mulia. Guru mengajarkan ilmu kepada para murid untuk kebaikan hidup di dunia maupun di akhirat.
Hal itu kemudian disambung dengan beberapa hadis tentang keutamaan mengajarkan ilmu dan tentang bagaimana menjawab pertanyaan murid.
“Sebagai seorang guru, hadis tersebut memberikan pesan ketika guru menerima pertanyaan dari murid sebaiknya menjelaskan dengan jawaban yang luas dan menambah wawasan,” lengkap Rahman
Oleh karena itu, sambungnya, mestinya guru harus menghindari penyakit S3, yaitu sak sake atau semaunya sendiri, sak anane atau seadanya, artinya tidak mau meningkatkan kapasitas keilmuan, kemudian sak isane yang berarti sebisanya dan mudah menyerah dengan keadaan.
Di akhir kajian, Ustaz Rahman juga mengingatkan kepada para guru untuk ikhlas, jujur, dan selalu belajar untuk meningkatkan profesionalitas keilmuan sebagai bekal mendidik.
[Diunggah oleh Dany Sekty Anggoro]